KOMPAS.com - Tahun 2015 baru saja berlalu empat hari, namun para petugas medis di Instalasi Pemulasaran Jenazah Rumah Sakit (RS) Prof Kandou, Malalayang, Manado nampak sibuk. Mereka mondar-mandir keluar masuk menangani tubuh-tubuh mayat yang terus berdatangan.
Saking banyaknya mayat yang datang beberapa di antaranya harus antre di teras ruangan dan mobil jenazah. Salah satu dari mayat yang antre tersebut adalah jasad Aiptu Joko Suswanto (45) anggota Polres Bolmong, yang tewas ditikam. Istri korban harus menunggui jasad suaminya berjam-jam di dalam mobil sebelum ditangani petugas medis.
Sementara itu, puluhan jurnalis beserta aparat kepolisian menanti keluarnya dua mayat korban pembunuhan Tedy Manopo (38) dan Yuliana Mokoginta (35) yang sedang diotopsi. Suami istri ini menjadi korban pembunuhan yang dilakukan Veky (43).
Kasat Reskrim Polresta Manado, Kompol Dewa Made Palguna mengatakan, polisi sudah menahan tersangka. "Iya, kami sementara melakukan penyidikan terhadap tersangka untuk mencari motif pelaku yang sebenarnya," kata Palguna, Senin (5/1/2015).
Selain tiga mayat tersebut, satu jasad tergeletak dan ditutupi selembar kain di sebuah ranjang. Jasad tersebut adalah Saskar Tandayu (71) yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Semua peristiwa yang menyebabkan korban tewas tersebut hampir terjadi bersamaan, termasuk dua korban tewas akibat kecalakaan lalu lintas yang terjadi di Manado dan di Minahasa Selatan yang jasadnya dilarikan ke RS Prof Kandou.
"Jadi binggung mau liput yang mana, jasad-jasad korban ini terus berdatangan, belum selesai yang satu sudah datang yang lain lagi," ujar Marlon, wartawan harian cetak lokal yang berada di lokasi.
Warga lainnya mengkhawatirkan kasus kondisi tersebut. Menurut dia kejadian kriminalitas beruntun tersebut bisa jadi mengindikasikan kondisi rawan di Manado dan Sulawesi Utara pada umumnya di tahun 2015 ini.
"Jadi ngeri sendiri melihat situasi ini. Karena mereka semua adalah korban, lainnya halnya kalau jasad itu meninggal karena sakit," kata Anet, kerabat salah satu korban.
Berdasarkan catatan Polresta Manado, sepanjang tahun 2014 di wilayah hukum Manado saja, terdapat 30 kasus pembunuhan. Lima kasus di antaranya hingga kini belum terungkap siapa pelakunya. Melihat frekuensi kasus pembunuhan itu, Kota Manado bisa digolongkan sebagai kota yang tidak aman lagi.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar sesuai dengan topik bahasan dan tidak melanggar unsur-unsur yang merugikan dan menghina. Komentar yang sifatnya spam akan dihapus.
Terimakasih sudah berkunjung dan memberikan komentar di blog Kawan Bicara.