4.1.15

Tim SAR Samarkan Bau Jenazah yang Menyengat

KOMPAS.com - Jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Minggu (28/12/2014) lalu, satu per satu ditemukan dan diangkat.

Bau jenazah yang menyengat karena sudah meninggal selama berhari-hari di lautan, tak menjadi halangan bagi tim Search and Evacuation (SAR) untuk melakukan tugasnya.

Pantauan reporter Kompas.com, Ihsanuddin dari Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh, tim SAR bahkan memiki trik khusus untuk menyamarkan bau tak sedap dari jenazah yang dievakuasi.

Hingga Sabtu (3/1/2015) pagi, tim TNI AL di KRI Banda Aceh sudah berhasil mengevakuasi 12 Jenazah yang ditemukan kapal lain. Semua jenazah itu diterbangkan ke daratan di Pangkalan Bun menggunakan helikopter Skuadron Udara TNI AL yang ada di kapal produksi PT PAL Indonesia tersebut.

Berikut tiga trik Tim SAR menyamarkan bau jenazah yang menyengat:

1. Bubuk Kopi.

Bubuk kopi sangat berguna untuk menyamarkan bau yang menyengat saat memindahkan jenazah. Bau bubuk kopi yang juga menyengat dan mudah tersebar di udara, nantinya akan bertabrakan dengan bau jenazah.

Bubuk kopi ditaburkan di papan kayu tempat diletakkannya jenazah. Bubuk kopi juga ditaburkan dalam terpal yang menjadi alas jenazah di helikopter. Ada juga beberapa tim SAR yang mengambil bubuk kopi dengan jari dan menghirupnya sebelum mengevakuasi jenazah.

Bau dari bubuk kopi yang sudah dihirup, akan bertahan lama hingga proses evakuasi jenazah selesai.

2. Masker

Masker yang dikenakan di bagian mulut dan hidung sangat berguna untuk menutupi bau jenazah. Masker yang digunakan biasanya berupa masker medis yang berwarna hijau muda. Kembali ke trik nomor 1, masker juga bisa dioleskan bubuk kopi sehingga hidung terlebih dahulu mencium bau kopi daripada bau jenazah.

Bagi yang tidak memiliki masker, biasanya mengakali dengan dengan kain, baju, atau benda apapun yang bisa menutup bagian hidung dan mulut. Jika tidak ada juga benda apapun yang bisa menutupi hidung dan mulut, cukup menahan napas sampai proses evakuasi selesai.

3. Arah Angin

Evakuasi di kapal di atas laut dengan angin kencang sangat memungkinkan untuk menggunakan trik ini. Trik terakhir ini khususnya biasa digunakan bagi Tim SAR atau pun wartawan yang tidak mengangkut langsung jenazah.

Kami para wartawan biasanya selalu melihat jenazah dari sisi yang berlawanan dengan arah angin. Dengan begitu, angin tidak akan bertiup langsung ke arah kita dan membawa bau jenazah yang menusuk hidung. Beberapa tim SAR yang tidak langsung memegang jenazah juga biasanya menggunakan trik ini.

Adapun bagi tim SAR yang memegang langsung jenazah, trik ini tidak mungkin dilakukan. Sebab, jenazah harus diangkut oleh banyak orang dari berbagai sisi.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berikan komentar sesuai dengan topik bahasan dan tidak melanggar unsur-unsur yang merugikan dan menghina. Komentar yang sifatnya spam akan dihapus.
Terimakasih sudah berkunjung dan memberikan komentar di blog Kawan Bicara.